Kesalahan Suami Bagian Kedua : Kurang Bersemangat dalam Menciptakan Keharmonisan Antara Istri dan Kedua Orang Tua

Bahkan, terkadang sang suami melakukan hal-hal yang bisa mengobarkan permusuhan dan membuat hati semakin lari menjauh. Terkadang pula, seorang suami berusaha keras untuk menampakkan kemesraan dengan sang istri di hadapan kedua orang tuanya, namun di waktu yang bersamaan ia pun berbicara kasar kepada kedua orang tuanya. Demikian pula, terkadang seorang suami berbuat zalim kepada sang istri, seperti membenarkan seluruh ucapan yang dikatakan oleh kedua orang tuanya tentang sang istri, padahal ia tidak bersalah sama sekali, namun kedua orang tuanyalah yang bersalah.
Begitu juga, terkadang kedua orang tua sang suami atau salah satunya memiliki perangai yang sangat keras sehingga tidak ada seorang pun manusia yang senang dengan kedua orang tuanya, dan terkadang kedua orang tuanya terus mendesak anaknya untuk menceraikan sang istri, padahal ketika itu sang istri sendiri tidak melakukan perbuatan yang telah dituduhkan. Terkadang pula, kedua orang tua sang suami mengobarkan kemarahan anaknya dan memberitahukan kepadanya bahwa sang istri telah berbuat semaunya dalam membelanjakan harta, lalu ia membenarkan ucapan itu, padahal ia sendiri tidak memberi harta kepada sang istri melebihi dari hak yang seharusnya ia berikan, atau terkadang ia malah lalai untuk memberikan nafkah kepada istrinya.
Jika demikian, apa yang harus dilakukan seorang suami dalam kondisi semacam ini? Apakah ia hanya membelenggu tangannya tanpa melakukan apapun? Atau ia harus membenarkan semua ucapan yang dikatakan oleh kedua orang tuanya berkaitan dengan sang istri? Ataukah ia harus berbuat tidak baik kepada kedua orang tuanya dan menilai pendapat keduanya sebagai pendapat yang bodoh, dan ia harus membantah kedua orang tuanya dengan cara yang kasar dan tidak sopan?
Tidak boleh demikian! Bukan seperti itu yang harus ia lakukan, namun yang harus ia lakukan adalah bersungguh-sungguh untuk melakukan perbaikan di antara keluarga yang berselisih, dan menyatukan di antara mereka! Kekuatan individu seorang insan akan nampak di dalam kemampuannya menyeimbangkan antara hak dan kewajiban yang terkadang terlihat saling bertentangan di hadapan sebagian manusia, hingga hal itu bisa menutupi hakikat perkara yang sebenarnya, dan menjatuhkan dirinya ke dalam kesamaran serta keragu-raguan.
Dari sinilah akan nampak hikmah seorang insan pada kemampuannya untuk memberikan hak setiap orang yang memang berhak memiliki hak tersebut, tanpa menimpakan kezaliman antara satu orang dengan yang lainnya. Syariat Islam datang dengan membawa hukum-hukum yang bisa menyeimbangkan antara pekerjaan yang begitu banyak jumlahnya, motif yang berbeda-beda, dan antara perselisihan yang bermacam-macam. Oleh karena itu, kedua orang tua memiliki hak-hak yang harus ditunaikan, sang istri pun memiliki hak-hak yang harus ditunaikan, dan tidak ada pertentangan antara hak-hak tersebut. Seorang yang berakal dan bijaksana akan mampu memberikan hak setiap pihak yang memang memiliki hak untuk menerimanya.
Banyak sekali persoalan masyarakat dan konflik rumah tangga terjadi dengan sebab terganggunya keseimbangan ini. Di antara perkara yang bisa menolong sang suami untuk menciptakan suasana harmonis antara kedua orang tua dan istri adalah sebagai berikut :
- Memiliki perhatian terhadap kedua orang tua dan berusaha memahami tabiat keduanya
Hal itu bisa dilakukan dengan cara terus berbakti kepada kedua orang tua setelah ia menikah, dan hendaknya ia tidak menampakkan kemesraan dengan sang istri di hadapan keduanya, khususnya jika kedua orang tuanya adalah tipikal orang yang memiliki tabiat keras. Karena tindakan tersebut terkadang bisa mengobarkan kemarahan kedua orang tua dan memunculkan kecemburuan di hadapan mereka. khususnya sang ibu.
- Berlaku adil kepada sang istri
Hal itu dengan cara mengetahui hak sang istri, dan tidak menelan mentah-mentah setiap perkataan yang diucapkan oleh kedua orang tuanya tentang istrinya. Oleh karena itu, seorang suami harus mengklarifikasi dan berbaik sangka kepada sang istri.
- Menciptakan suasa saling memahami
Seorang suami bisa meminta sang istri supaya memberikan hadiah kepada kedua orang tuanya, atau sang suami membelikan sejumlah hadiah lalu ia berikan kepada sang istri untuk dihadiahkan kepada kedua orang tuanya. Tindakan semacam ini bisa melembutkan hati, menghilangkan rasa dengki, dan menumbuhkan rasa kasih sayang.
- Saling memahami bersama sang istri
Hal ini bisa dilakukan dengan cara sang suami berkata kepada istrinya, "Sesungguhnya, kedua orang tuaku adalah salah satu bagian yang tidak bisa terpisahkan dariku, dan ketika engkau selalu berbuat baik kepadaku maka aku tetap tidak akan bisa durhaka kepada mereka. Demikian pula, aku tidak bisa menerima penghinaan yang ditujukan kepada kedua orangtuaku, dan kecintaanku kepadamu akan semakin bertambah manakala engkau mau bersabar menghadapi orang tuaku serta menjaga keduanya."
Demikian pula, hendaknya seorang suami menjelaskan kepada sang istri bahwa suatu hari kelak ia pun akan menjadi seorang ibu, dan bisa jadi suatu hari kelak ia akan mengalami keadaan serupa tatkala sekarang ia tersandung masalah bersama kedua mertuanya. Lantas, apakah seorang istri akan ridha dengan bentuk pergaulan semacam itu?
Di samping itu, dianjurkan bagi seorang suami untuk menjelaskan kepada sang istri bahwa akhlak yang jelek niscaya akan menimbulkan sikap keras dan tercela. Adapun sikap lemah-lembut, pasti akan memperindah suatu perkara, dan kalau sikap lemah-lembut itu hilang dari suatu perkara maka memperparah keburukan, demikian itulah terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar