Sebab - Sebab Terjadinya Berbagai Bencana
Al Quranul
Karim menyebutkan sebab-sebab turunnya berbagai bencana dan bagaimana Allah
subhanahu wata'ala mengangkatnya dari para hambaNya. di antaranya adalah :
11.Allah subhanahu wata'ala berfirman :
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۙ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Itu karena Allah
tidakakan mengubah sebuah nikmat yang Dia anugerahkan kepada suatu kaum sampai
mereka yang mengubah diri-diri mereka sendiri." (QS. Al Anfaal : 53)
22.Allah subhanahu wata'ala berfirman :
وَما أَصابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِما كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَنْ كَثِيرٍ
"Apa yang menimpa
kalian berupa musibah maka itu disebabkan oleh tangan-tangan kalian, dan Dia memaafkan dari banyak perkara." (QS. Asy Syuraa : 30)
33. Allah subhanahu wata'ala berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
"Terlihatlah
kerusakan di daratan dan di laut karena sebab tangan-tangan manusia agar Allah
merasakan kepada mereka sebagian dari apa yang mereka perbuat supaya mereka
kembali." (QS. Ar Ruum : 41)
44.Allah subhanahu wata'ala berfirman :
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
"Allah membuat
perumpaan sebuah daerah yang aman tenteram, rizqi mereka datang dengan banyak
dari setiap tempat, ternyata mereka kufur terhadap nikmat-nikmat Allah sehingga
Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan karena sebab apa
yang mereka perbuat." (QS. An Nahl : 112)
55. Sesungguhnya ayat yang mulia ini memberikan faidah kepada kita bahwa Allah
subhanahu wata'ala adil dan bijaksana, bahwa Dia tidaklah menurunkan bencana
atas sebuah kaum kecuali karena sebab maksiat mereka kepada Allah subhanahu
wata'ala dan penyelisihan terhadap perintah-perintahNya, apalagi dengan jauhnya
mereka dari syirik dan tersebarnya fenomena-fenomena kesyirikan di mayoritas
negeri-negeri Islam yang karenanya mereka tertimpa berbagai ujian dan cobaan.
Itu tidak akan berhenti kecuali dengan kembali kepada bertauhid kepada Allah
subhanahu wata'ala, menjadikan syari'atNya sebagai hukum baik pada individu
maupun masyarakat.
66. Al Quran menyebutkan keadaan kaum musyrikin
dan perbuatan mereka berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala semata saat
turunnya musibah-musibah dan tertimpa kesulitan, akan tetapi setelah Allah
subhanahu wata’ala menyelamatkan mereka dari apa yang menimpa, ternyata mereka
kembali lagi kepada kesyirikan dan berdoa kepada selain Allah subhanahu wata’ala
saat lapang dan aman.
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
“Saat mereka menaiki perahu mereka berdoa
kepada Allah dengan seikhlas-ikhlasnya (maksudnya tidak berbuat syirik saat
berdoa, pent.), namun saat Dia selamatkan mereka menuju ke daratan ternyata
mereka berbuat syirik .” (QS.Al Ankabuut : 65)
77.Sesungguhnya banyak dari kaum muslimin bila terjatuh ke dalam suatu musibah
mereka berdoa kepada selain Allah subhanahu wata’ala, dan berseru : ‘Wahai
Rasulullah, wahai Jailani, wahai Rifa’i, wahai Marghini, wahai Badawi, wahai
syaikh al arab ...)’ sehingga mereka berbuat syirik pada saat kesulitan dan
saat lapang, mereka selisihi ucapan Rabb mereka dan ucapan Rasul mereka!
88.Sesungguhnya kaum muslimin saat tertimpa kekalahan di perang Uhud dengan
sebab penyelisihan sebagian tentara pemanah, mereka merasa heran, maka Allah
subhanahu wata’ala berfirman kepada mereka :
قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ
“Katakanlah : ‘itu dari sebab diri kalian
sendiri’.” (QS. Ali Imraan :165)
Dalam perang Hunain saat sebagian kaum
muslimin berkata : ‘Kita tidak akan kalah dikarenakan jumlah sedikit’ (karena
jumlah muslimin yang banyak saat itu, pent.) ternyata mereka tertimpa
kekalahan. Kemudian dicela oleh Allah subhanahu wata’ala dalam firmanNya :
وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا
“Dan pada hari Hunian saat banyaknya
jumlah kalian membuat kalian takjub, tapi ternyata tidak bermanfaat sedikitpun
bagi kalian.” (QS. At Taubah : 25)
99.Umar bin Al Khattab radhiyallahu’anhu menulis kepada panglimanya, yaitu Sa’d
radhiyallahu’anhu, yang berda di Iraq : “Janganlah kalian berkata : ‘Sesungguhnya
musuh kita lebih jelek daripada kita maka tidak akan dimenangkan atas kita’. Bisa
jadi dimenangkan atas kaum orang yang lebih jelek daripadanya, sebagaimana
dimenangkan atas bani Israil para kafir majusi dikarenakan mereka (bani Israil,
pent.) melakukan maksiat-maksiat. Mintalah pertolongan kepada Allah subhanahu
wata’ala untuk diri kalian sendiri sebagaimana kalian meminta pertolongan
kepadaNya untuk menghalangi musuh kalian.”
Disadur dari Kitab Manhaj Al Firqah An Najiyah Karya Syeikh Muhammad bin Jamil Zainu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar