Kesalahan Istri Bagian Pertama : Berlebihan Dalam Menuntut Kesempurnaan
Ada sejumlah istri yang terlalu tenggelam di dalam dunia khayalan, dan berlebih-lebihan dalam menuntut kesempurnaan sehingga ia menyangka bahwa sang suami bagaikan surga Firdaus yang di dalamnya tidak ada jeritan, tidak ada kesulitan, dan tidak ada sesuatu yang memberatkan. Ia membayangkan bahwa pernikahan selalu menyenangkan tanpa ada berbagai kepayahan, rintangan, dan persoalan.
Tatkala ia menghadapi kenyataan yang menuntut adanya tanggung jawab, harus membangun tempat tinggal, melahirkan anak, dan menghadapi berbagai persoalan, lantas ia tidak mampu menghadapi semua maslah itu, maka ia pun menyangka bahwa dirinya telah salah dalam memilih teman hidup. Demikian pula, terkadang ia pun berkeinginan untuk berpisah dengan sang suami agar bisa terlepas dari semua belenggu ini -menurut sangkaannya-.
Kasus semacam ini terkadang emang didapati di lapangan. Di antara sebab semua itu adalah karena lemahnya pendidikan yang diberikan kepada anak perempuan, berlebih-lebihan dalam menyenangkannya, dan minimnya pengetahuan terhadap kenyataan yang ada di dalam kehidupan rumah tangga. Demikian pula, di antara sebab terbesarnya adalah karena hal-hal menyenangkan yang disebutkan oleh sejumalah kisah-kisah khayalan, sinetron-sinetron di dalam televisi, atau film-film yang diputar di bioskop; mereka senantiasa menggambarkan kehidupan rumah tangga tanpa ada masalah apapun. Namun, ketika ia telah memasuki kehidupan rumah tungga yang sebenarnya, maka keadaan pun menampik semua opini yang telah sampai kepadanya, dan ia pun dibuat terkejut oleh hal-hal yang belum pernah terlintas di dalam pikirannya. Oleh karena itu, hendaklah seorang istri yang cerdas memiliki pandangan proporsional! Jangan sampai ia terbuai oleh mimpi-mimpinya, dan terlalu cinta dengan berbagai khayalan yang merusak, serta jangan sampai ia berlebih-lebihan dalam menuntut kesempurnaan.
Kehidupan rumah tangga bukanlah sebuah pertemuan yang singkat, dan bukan sebuah kisah yang dituangkan oleh penulisnya dengan khayalan-khayalannya. Namun, kehidupan rumah tangga adalah kenyataan yang bisa dirasakan. Di dalamnya ada kesedihan dan harapan, kebahagiaan dan kesusahan; semuanya adalah kehidupan nyata! Oleh sebab itu, tidak ada pilihan lagi bagi seorang istri melainkan harus menghadapinya, dan semaksimal mungkin berbuat baik ketika menjalaninya. Seorang penyair mengatakan :
Suatu hari kami merasa sempit, di hari yang lain kami merasa lapang
Suatu hari kami bersedih, di hari yang lain kami pun senang bukan kepalang
Hal itu tidak berarti bahwa kehidupan rumah tangga bagaikan sangkar yang gelap atau Jahanam yang tidak tertahankan. Akan tetapi, kehidupan rumah tangga adalah wadah untuk saling tolong-menolong, berkasih-sayang, dan saling merasa malu terhadap pasangannya. Berbagai masalah dan kesusahan yang menimpa tidak akan bisa menghapus kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangga, bahkan semua itu merupakan garam dan bumbu kebahagiaan itu sendiri. Berani memikul tanggung jawab, menganggung beban hidup dan berbagai konsekuensi, merupakan sebab-sebab kebahagiaan yang paling besar. Oleh karena itu, manusia yang paling lapang, suatu saat akan menjadi manusia yang palng sempit keadaannya. Demikian sebaliknya, manusia yang paling sempit, suatu saat akan menjadi manusia yang paling lapang keadaannya. Seorang penyair mengatakan :
Ku lihat keadaan lapang luar biasa, namun tak ku lihat ia bisa diraih
Melainkan harus melintasi jembatan yang penuh payah dan rasa letih
Banyaknya waktu kosong dan terbuang sia-sia merupakan sebab terbesar yang bisa membuat semangat menjadi pudar, serta akan mendatang kesedihan dan kegelisahan.
Bersabung InsyaAllah,.....
Disadur dari Kitab Rapor Merah Suami Istri karya Asy Syeikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar