Pages

Sabtu, 19 Maret 2016

Pintu Taubat Selalu Terbuka

Pintu Taubat Selalu Terbuka



Taubat dalam bahasa arab berasal dari kata kerja taaba yang bermakna kembali, rujuk dan menyesal. Adapun menurut syariat, taubat adalah meninggalkan dosa karena mengetahui keburukannya, menyesal telah mengerjakannya, bertekad untuk tidak melakukannya lagi, menyempurnakan amalan yang masih mungkin untuk disempurnakan, dan menunaikan kewajiban yang telah dilalaikan, dengan penuh ikhlas karena Allah, mengharapkan pahala-Nya dan takut atas siksaan-Nya, sebelum nyawa sampai ke tenggorokan, dan sebelum matahari terbit dari barat.


Sungguh, dengan anugerah dan kedermawanan-Nya, Allah membuka pintu taubat dan menerima taubat seorang hamba sebesar apapun dosa yang pernah diperbuat. Allah Taala berfirman, “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. az-Zumar: 54)

“Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. asy-Syura: 25) “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nisaa: 110)

Allah berfirman tentang orang-orang Nashara,
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga.”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. al-Maaidah: 73)

Kemudian Allah mendorong mereka untuk bertaubat,
“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya ? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Maaidah: 74)

Allah juga berfirman tentang Ashhabul Ukhdud yang telah menggali lubang untuk menyiksa orang-orang beriman dan membakar mereka dengan api,
“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (QS. al-Buruj: 10)

Al-Hasan al-Basri mengomentari ayat ini, “Perhatikanlah kemurahan dan kedermawanan Allah. Mereka telah membunuh kekasih-kekasih-Nya, namun Allah tetap menyeru mereka untuk bertaubat dan memohon ampunan-Nya.”

Bahkan, Allah ‘azza wa jalla memperingatkan manusia agar tidak berputus asa terhadap rahmat-Nya. Allah berfirman, “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. az-Zumar: 53) Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata, “Apabila ada hamba Allah yang berputus asa dari taubat setelah turunnya ayat ini, maka ia telah menentang Kitab Allah ‘azza wa jalla .”

Keutamaan dan Hikmah Taubat
Taubat memiliki banyak keutamaan, hikmah, faidah, dan berkah. Di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Taubat adalah sebab keberuntungan yang akan mengantarkan seorang hamba menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Hati itu tidak akan menjadi baik, merasa bahagia, tenang dan tentram kecuali dengan beribadah kepada Rabbnya, cinta dan kembali kepada-Nya.”
  2. Taubat akan menggugurkan dosa-dosa Ketika seseorang bertaubat dengan sungguh-sungguh, Allah akan menggugurkan seluruh dosa dan kesalahannya. Allah Taala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Niscaya Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS. at-Tahrim: 8)
  3. Taubat menyebabkan amal kejelekan diganti dengan amal kebaikan. Jika taubat dilakukan dengan benar-benar, Allah akan menggantikan kejelekan yang telah dilakukan dengan kebajikan. Allah Taala berfirman, “.. kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.” (QS. al-Furqaan: 70) Sungguh, ini termasuk kabar gembira yang besar bagi orang-orang yang bertaubat, jika taubat mereka diiringi dengan keimanan dan amal shalih. Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu alaih wa sallam berbahagia terhadap sesuatu, seperti kebahagiaan beliau atas turunnya ayat ini, dan ayat (yang artinya), “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus.” (QS. al-Fath: 1-2)
  4. Taubat adalah sebab mendapatkan kenikmatan yang baik, turunnya hujan, bertambahnya kekuatan, harta dan anak keturunan. Allah Taala berfirman, “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.” (QS. Huud: 3). Allah Taala menyebut ucapan Nabi Dawud alaih salam , “Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Huud: 52). Juga ucapan Nabi Nuh alaih salam , “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12).
  5. Allah mencintai orang-orang yang bertaubat. Beribadah kepada Allah dengan taubat termasuk ibadah yang paling mulia dan paling dicintai oleh Allah. Dan orang-orang yang bertaubat mendapatkan kecintaan khusus di sisi Allah ‘azza wa jalla . Allah Taala berfirman, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. al-Baqarah: 222)
  6. Allah sangat menyukai perbuatan taubat hamba-hamba-Nya. Allah ‘azza wa jalla sangat senang dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan orang yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di tengah-tegah padang pasir yang tandus. Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda, “Sungguh, Allah lebih senang dengan taubat hamba-Nya, melebihi kesenangan seseorang yang singgah di satu tempat yang tandus bersama dengan unta yang membawa makanan dan minumannya. Kemudian ia merebahkan kepala dan tertidur sejenak di sana. Namun ketika ia terbangun, kendaraannya telah hilang. Ia merasakan panas yang sangat terik dan dahaga yang sangat. Akhirnya ia pun pasrah lalu berkata, “Aku akan kembali ke tempatku tadi.” Maka ia pun kembali dan tertidur lagi di sana. Kemudian ketika terbangun, ternyata kendaraannya sudah ada di dekatnya. Karena begitu senangnya, ia berkata, “Ya Allah, engkau adalah hambaku, dan aku adalah Rabb-Mu.” (HR. al-Bukhari 6308 dan Muslim 2742). Tidak ada amalan ketaatan yang membuat Allah Taala bergembira sedemikian rupa seperti yang diterangkan dalam riwayat ini, selain amalan taubat. Dan kesenangan Allah tersebut akan berpengaruh besar terhadap keadaan dan hati orang yang bertaubat.

Kesalahan-kesalahan Dalam Bab Taubat
Ada beberapa kesalahan dalam perkara taubat yang banyak dilakukan orang karena kejahilan mereka dalam memahami taubat, atau karena sikap mereka yang meremehkan dan tidak menaruh perhatian terhadapnya. Berikut ini adalah beberapa kesalahan tersebut:

1. Menunda taubat.
Ada orang yang menyadari kesalahan dan mengetahui bahwa apa yang ia perbuat adalah haram, namun ia menunda-nunda taubat. Ada yang menundanya sampai lulus sekolah, atau sampai menikah, atau sampai usia tertentu, dan hal-hal lain yang dijadikan alasan untuk menunda taubat.

2. Lalai untuk bertaubat dari dosa yang tidak diketahui.
Banyak orang yang tidak pernah terpikir untuk melakukan taubat ini. Biasanya, orang bertaubat dari dosa yang ia ketahui saja. Ia tidak pernah berpikir bahwa ia memiliki dosa yang tidak ia ketahui. Ada dosa tersembunyi yang tidak disadari oleh seseorang, dan ia tidak bisa selamat darinya kecuali dengan taubat secara umum dari dosa tersebut. Dosa yang dilakukan oleh seseorang itu lebih banyak daripada apa yang ia ketahui. Nabi shallallahu alaih wa sallam mengatakan,
“Kesyirikan pada umat ini lebih tersembunyi daripada langkah semut.”
Abu Bakar lalu bertanya, “Lalu bagaimana untuk bisa selamat darinya, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda,
“Katakanlah, Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan mempersekutukan-Mu dalam keadaan aku mengetahuinya, dan aku meminta ampun kepada-Mu dari dosa yang tidak aku ketahui.” (HR. al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad 37) Dalam sebuah riwayat, beliau berdoa, “Ya Allah, ampunilah aku dari dosa-dosaku seluruhnya; yang kecil ataupun yang besar, yang awal ataupun yang akhir, yang tampak ataupun yang tersembunyi.” (HR. Muslim 675)

3. Tidak bertaubat karena takut kembali berbuat dosa.
Ada orang yang ingin bertaubat, namun tidak segera melakukannya karena khawatir akan mengulangi dosanya lagi. Ini adalah suatu kesalahan. Seseorang wajib untuk segera bertaubat kepada Allah karena bisa jadi ajal menjemputnya dalam keadaan ia belum membatalkan taubatnya. Seseorang juga wajib berprasangka baik kepada Allah bahwa jika ia menghadap Allah, Allah akan menerima taubatnya. Sebab, Allah Taala sesuai dengan prasangka hamba-Nya.
Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda bahwa Allah berfirman, “Hamba-Ku telah melakukan suatu dosa dan ia berdoa, “Ya Allah, ampunilah dosaku. Maka Allah berfirman, “Hamba-Ku telah melakukan suatu dosa, dan ia mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukum dosa itu.” kemudian orang itu pun mengulangi dosanya lagi, dan ia berdoa, “Wahai Rabbku, ampunilah dosaku.” Maka Allah berfirman, “Hamba-Ku telah berbuat dosa dan ia mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan memberi hukuman atasnya. Perbuatlah apa yang ingin kau perbuat, karena sungguh Aku telah mengampunimu.” Maknanya adalah ‘selama engkau diuji dengan dosa, kemudian segera bertaubat darinya, Aku akan mengampunimu.” (HR. Muslim 2758)

4. Tidak bertaubat karena takut ejekan orang.
Ini adalah kesalahan yang sangat buruk. Bagaimana ia bisa lebih khawatir mendapatkan penilaian buruk manusia, daripada penilaian Rabb seluruh manusia?! Sesungguhnya, cemoohan yang ia terima karena bertaubat adalah ujian bagi dirinya.

5. Tidak bertaubat karena takut kedudukannya turun, jabatannya hilang atau ketenarannya redup.
Seseorang kadang memiliki kedudukan, jabatan atau ketenaran, dan ia tidak ingin merusak itu semua dengan taubat. Padahal seharusnya ia tidak berbuat demikian. Kedudukan, jabatan dan ketenaran adalah perkara yang akan hilang dengan berakhirnya kehidupan. Bahkan semua itu bisa menjadi beban. Dan sungguh, jika seseorang meninggalkan sesuatu karena Allah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.

6. Terus menerus melakukan dosa karena bersandar kepada luasnya rahmat Allah.
Perbuatan seperti ini jelas merupakan kebodohan. Rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik, bukan dengan orang-orang yang berbuat jahat, melampaui batas, dan terus-menerus berbuat maksiat. Selain memiliki rahmat yang luas, Allah juga memiliki siksaan yang sangat keras. Allah berfirman,
“Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.” (QS. al-Hijr: 49-50)

(Disadur dari ath-Thariiq Ilaa at-Taubah , Syaikh Ibrahim al-Hamd)

Sumber : http://salaf.or.id/artikel-islam/pintu-taubat-selalu-terbuka.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar