Ihsan, Iman dan Islam merupakan tingkatan
"Orang-orang Arab Badui itu berkata : "Kami telah beriman". Katakanlah : "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah ber-Islam", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujuraat - 14)
Berdasarkan perbedaan derajat ini, menurut ahlus sunnah dikecualikan dalam hal keimanan. Misalnya apabila dikatakan pada seseorang apakah kamu seorang mukmin (yang beriman)? Maka (hendaknya) dijawab: Insyaallah dan aku mengharapkan hal itu. Karena penyebutan iman tanpa pengecualian ini (dengan pengecualian misalnya mengatakan insyaallah, -pent.) berarti telah merekomendasikan pada diri sendiri.
Adapun seorang ahlus sunnah yang meninggalkan pengecualian dalam keimanan maka maksudnya adalah pokok (inti) keimanan yang itu adalah Islam dan bukan merupakan rekomendasi.
Disadur dari Kitab Syarah Hadits Jibril Karya Syeikh Abdul Muhsin bin Hamd Al - Badr Hafidzahullah ta'ala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar