Pages

Selasa, 22 Maret 2016

Ihsan, Iman dan Islam merupakan tingkatan

Ihsan, Iman dan Islam merupakan tingkatan


Tingkatan yang paling tinggi adalah Ihsan, kemudian Iman, kemudian Islam. Sehingga setiap orang yang muhsin berarti adalah orang yang mukmin dan muslim, dan setiap mukmin adalah muslim, dan tidak setiap orang muslim itu muhsin, tidak pula setiap muslim itu mukmin yang muhsin. Oleh sebab itulah datang dalam surat Al-Hujurat :










"Orang-orang Arab Badui itu berkata : "Kami telah beriman". Katakanlah : "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah ber-Islam", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujuraat - 14)

Berdasarkan perbedaan derajat ini, menurut ahlus sunnah dikecualikan dalam hal keimanan. Misalnya apabila dikatakan pada seseorang apakah kamu seorang mukmin (yang beriman)? Maka (hendaknya) dijawab: Insyaallah dan aku mengharapkan hal itu. Karena penyebutan iman tanpa pengecualian ini (dengan pengecualian misalnya mengatakan insyaallah, -pent.) berarti telah merekomendasikan pada diri sendiri.

Adapun seorang ahlus sunnah yang meninggalkan pengecualian dalam keimanan maka maksudnya adalah pokok (inti) keimanan yang itu adalah Islam dan bukan merupakan rekomendasi.



Disadur dari Kitab Syarah Hadits Jibril Karya Syeikh Abdul Muhsin bin Hamd Al - Badr Hafidzahullah ta'ala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar